Selasa, 14 April 2009

Raja Ampat SDA yang Terbengkalai

Juno XI S2 / 20

RAJA AMPAT

SDA YANG TERBENGKALAI

Dari puluhan kawasan wisata bahari di Indonesia, kawasan wisata bahari Raja Ampat merupakan kawasan wisata bahari terbaik di Indonesia. Raja Ampat memiliki menjadi pilihan utama wisata bahari di Indonesia dibandingkan Wakatobi, Komodo dan Bunaken. Raja Ampat memiliki hamparan trumbu karang yang cukup baik dibandingkan kawasan wisata bahari lainnya di Indonesia. Selain itu kawasan Raja Ampat juga memiliki panorama dan keragaman ekosistem yang cukup banyak.

Tidak terbayangkan sebelumnya akan ada lokasi seindah Kepulauan Raja Ampat. Lautnya memiliki kekayaan kehidupan terumbu karang, ikan dan biota laut yang luar biasa, menciptakan keindahan bawah laut begitu mempesona. Di atas air, pulau-pulaunya diselimuti oleh hutan penuh dengan flora-fauna unik, menyajikan bentang alam spektakuler. Mungkin di sinilah tempat terindah dan terunik di Indonesia bahkan di dunia.

Kepulauan ini terletak di daerah kepala burung pulau Papua, dengan luas wilayah mencapai 4,6 juta hektar. Sekitar 85% dari luas tersebut merupakan lautan, sisanya merupakan 610 pulau yang kebanyakan tidak berpenghuni. Hanya pada 35 pulau saja keberadaan penduduk asli dari 10 suku dapat dijumpai. Nama Raja Ampat sendiri berasal dari kehadiran 4 pulau besar, yaitu Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo.

Raja Ampat baru mulai dikenal pada tahun 2001 dan 2002 setelah dilakukan survai ilmiah oleh dua lembaga konservasi dunia yaitu Conservation International dan The Nature Conservation. Mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Angka-angka tersebut melebihi hasil temuan dengan metode yang sama di kawasan Milne Bay (Papua Nugini), Pulau Bunaken, dan Kepulauan Togean.

Kondisi karang di Raja Ampat 60% dalam kondisi sangat baik serta memiliki kombinasi keragaman karang dan ikan yang terbaik. Sebaliknya, 17% terumbu karang alam kondisi jelek, namun terletak di teluk tersembunyi yang tingkat pengendapan lumpurnya tinggi.

Berdasarkan hasil pengukuran, kondisi perairan Raja Empat memiliki kondisi yang sangat bagus, di mana salinitasnya berkisar antara 33-34 PSU. Kemudian temperatur di permukaan berkisar antara 28 derajat Celsius di kedalaman tertentu hingga 27 derajat Celsius. Kemudian penetrasi cahaya matahari bisa mencapai hingga 30-37 meter. Hal ini menyebabkan terumbu karang dapat tumbuh dengan baik.

Menurut riset yang dilakukan tim ekspedisi Media Indonesia-Metro TV bersama Departemen Perikanan dan Kelautan (DPK) Republik Indonesia, kejernihan air laut secara vertikal mencapai 30 sampai 33 meter. Sedangkan jarak pandang (visibility) secara horizontal sekitar 15 sampai 20 meter pada kedalaman 10 meter. Dan kondisi ini juga merupakan kondisi lingkungan yang mendukung kehidupan terumbu karang secara optimal. Hal ini juga sangat baik bagi penyelam untuk menikmati bawah laut Raja Ampat,

Banyak sekali tempat menarik di Raja Ampat sehingga sekali kunjungan saja tidak cukup. Lokasi-lokasi menyelam melimpah, kita dapat menemukan taman terumbu karang berwarna warni di sekitar Pulau Fam, menjumpai beranekaragam jenis ikan dalam jumlah banyak di Pulau Kri, mencari kuda laut kerdil di Pulau Gam atau melihat surga nudibranch di Teluk Kaboei.

Di samping itu Pulau Wai merupakan tempat menakjubkan untuk mengamati ikan Manta dan bangkai pesawat tempur sisa perang dunia II serta penyelaman di malam hari. Beberapa terusan sempit dapat dijumpai di sini seperti antara Pulau Waigeo dan Gam selebar 20 meter dengan hutan di tepiannya dan terumbu karang di bawah air menciptakan suasana yang sangat berbeda dan unik. Sisi utara dekat garis ekuator di Pulau Wayag, pulau-pulau karts terjal berbentuk seperti cendawan bermunculan dari dalam laut menciptakan pemandangan bak di negeri dongeng. Pada sisi ini pula, di pulau Asia dapat dijumpai terumbu karang berbentuk atol besar. Pulau Misool yang berada di bagian selatan Raja Ampat juga tidak kalah mempesona, selain keindahan bawah airnya, tempat ini memiliki banyak pulau-pulau karang dengan gua-guanya. Selama perjalanan di laut terkadang ikan lumba-lumba menemani berenang di sisi kapal, kalau beruntung bisa berpapasan dengan ikan paus seperti paus pembunuh (orca) atau false killer whale.

Untuk menjaga kelestarian bawah laut Kepulauan Raja Ampat, pemerintah telah menetapkan laut sekitar Waigeo Selatan, yang meliputi pulau-pulau kecil seperti Gam, Mansuar, kelompok Yeben dan kelompok Batang Pele, telah disahkan sebagai Suaka Margasatwa Laut. Menurut SK Menhut No 81/Kpts-II/1993, luas wilayah ini mencapai 60.000 hektare.

Walaupun terkenal sebagai surga dunia, daerah yang berpenduduk 48.707 jiwa ini, ditemukan tanda-tanda kerusakan habitat. Kerusakan ini disebabkan cara pengambilan ikan dengan bom atau racun. Menurut penduduk sekitar, penangkapan ikan dengan cara itu awalnya dilakukan oleh nelayan dari luar Papua. Namun sekarang sudah ada putra daerah yang melakukan hal tersebut, karena cara pembuatan bom atau racun sudah dikuasai. Selain penangkapan ikan yang merusak lingkungan, penebangan liar juga terjadi d kawasan cagar alam di Pulau Waigeo. Padahal Raja ampat memiliki potensi cukup besar untuk pengembangan wisata laut dan darat.
Keunikan dunia bawah laut dan hutan di kawasan itu sudah selayaknya dijaga dari ancaman perusakan alam. Sangat disayangkan bila surga dunia itu dihancurkan untuk kepentingan sesaat.

Kita tahu bahwa Raja Ampat merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dimiliki oleh Indonesia. Namun faktanya Raja Ampat belum mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah Indonesia. Pemerintah terlihat tutup mata dengan keberadaan Raja Ampat ini. Pemerintah tidak mengucurkan dana untuk pembangunan infrastruktur penunjang keeksisan situs ini. Hal ini menyebabkan Raja Ampat sulit untuk berkembang dan menjadikan dirinya sumber penambah devisa bagi Indonesia. Apakah dari anda sekalian sudah banyak yang tahu tentang salah satu sumber kekayaan alam kita yang satu ini? Saya rasa belum banyak dari kita yang tahu akan keberadaan Raja Ampat. Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah sangat minim melakukan publikasi terhadap keberadaan situs ini. Sekilas terlihat bahwa Pemerintah benar-benar menelantarkan Raja Ampat. Menurut saya sangat diperlukan publikasi yang banyak akan situs ini. Namun publikasi ini harus pula diimbangi dengan pembangunan sarana & prasarana penunjangnya seperti bandara, jalan, penginapan, listrik, dan sarana-prasarana lain yang memudahkan akses ketempat ini dan menarik orang untuk dating ke tempat ini.

Letak Raja Ampat yang jauh dari pantauan pemerintah dan dianaktirikan oleh pemerintah bukan tidak mungkin menyebabkan tempat ini direbut oleh Negara tetangga seperti kasus Sipadan-Ligitan. Bukan hanya pengklaiman atas wilayah ini, kemungkinan terjualnya situs ini kepada penanam saham / investor juga akan menimbulkan kerugian yang besar bagi pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia tak akan merasakan banyak pemasukan dari para turis yang dating ke daerah ini. Selain itu pemerintah juga tak akan bisa menikmati sumber daya alam lain yang tersembunyi di balik Raja Ampat karena telah tidak menjadi miliknya lagi.

Segala kekayaan yang dimiliki Ibu Pertiwi ini sudah selayaknya kita jaga dan kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Akan sangat disayangkan bila kekayaan ini diambil alih oleh pihak lain dan tak bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Maka jagalah segala potensi yang dimiliki oleh Indonesia sehingga kelak dapat berguna bagi seluruh bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar